Waspada Dengan Ciri-Ciri Janin Tidak Berkembang Usia 6 Minggu

usia 6 minggu atau selambat-lambatnya 8 minggu seorang wanita memasuki masa kehamilan biasanya dijadikan tolok ukur atas perkembangan janin. Pasalnya apabila ada suatu hal yang mengindikasikan bahwa janin tidak berkembang haruslah segera mendapatkan penanganan khusus. Tujuannya jelas agar ibu yang mengandung dan janin yang dikandung dapat selamat.

Karena itulah bagi para ibu yang sedang mengandung serta tentu saja keluarganya harus mengetahui hal-hal yang menjadi tanda bahwa janin tidak berkembang di usia 6 minggu kehamilan. Beberapa ciri atau tanda yang dimaksud yaitu sebagai berikut.

  1. Level HCG yang turun drastis secara mendadak

Hormon HCG merupakan hormon yang menandai masa kehamilan seorang wanita. Sehingga apabila kadar hormon yang satu ini mendadak turun bahkan sampai penurunan yang cukup drastis, hampir bisa dipastikan itu karena janin tidak berkembang.

  1. IUGR

IUGR kondisi dimana ukuran janin di dalam kandungan cenderung lebih kecil dari ukuran yang semestinya. Biasanya hal ini terjadi karena masalah pada plasenta yang menyebabkan janin berhenti tumbuh.

  1. Pendarahan mendadak

Perdarahan bisa terjadi pada usia kehamilan 6 minggu yang menandakan janin berhenti berkembang. Perdarahan ini berbeda dengan bercak yang seringkali keluar karena pada kasus perdarahan jelas darah lebih banyak keluar, bukan seperti bercak.

  1. Keram yang tak tertahankan

Keram memang merupakan yang jelas amat sangat wajar dialami oleh seorang ibu hamil. Tetapi tentu keram yang seperti apa dulu karena pada keram yang benar-benar menyiksa hingga tak tertahankan sama sekali bisa jadi disebabkan ada masalah pada janin.

  1. Kelainan hasil USG

USG sudah barang tentu menjadi salah satu cara mengetahui perkembangan dari si janin. Sehingga ketika dokter mendiagnosa ada kelianan dari hasil pembacaan USG, bisa jadi itu karena janin yang tidak berkembang.

Mengingat begitu riskan dan gawat apabila janin tidak berkembang di usia itu, maka sudah sepatutnya para ibu hamil lebih memerhatikan perkembangan sang janin. Hal ini utamanya dilakukan pada semester pertama yang memang dikenal sebagai masa paling riskan dari suatu masa kehamilan.