Yuk Waspada Akibat Aborsi Tidak Bersih

Pendarahan, infeksi dan kerusakan rahim adalah salah satu contoh akibat aborsi tidak bersih.

Artikel

Aborsi merupakan suatu tindakan untuk mengakhiri kehamilan. Dalam prosesnya bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan obat atau melalui operasi. Meski sering dikaitkan dengan hal yang negatif, namun sebenarnya ada beberapa kondisi dimana aborsi menjadi jalan yang direkomendasikan dokter demi keselamatan Ibu. Keguguran, korban pemerkosaan, kondisi janin dan Ibu yang tidak memungkinkan menjadi salah satu contohnya.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum aborsi dilakukan salah satunya adalah janin berusia di bawah 24 minggu. Meskipun dilakukan melalui cara yang benar secara medis, namun ada beberapa resiko yang bisa membayangi pelaku aborsi apabila aborsi yang dilakukan tidak bersih.

Salah satu akibat aborsi tidak bersih yang jamak terjadi adalah pendarahan. Adanya jaringan janin dan ari-ari yang masih tertinggal di rahim juga beresiko menimbulkan pendarahan hebat. Aborsi di usia kehamilan yang sudah mencapai lebih dari 20 minggu berisiko lebih besar, oleh karena itu untuk yang terpaksa melakukan aborsi dengan alasan medis biasanya dilakukan ketika kehamilan masih di bawah 14 minggu. Transfusi darah dan kuret menjadi cara untuk mengatasi pendarahan.

Selain pendarahan, aborsi yang tidak bersih bisa menyebabkan infeksi pada pelaku. Demam, keputihan dan nyeri yang hebat bisa menjadi tanda-tanda adanya infeksi. Pada kasus yang berat infeksi bisa mengakibatkan sepsis. Sepsis merupakan suatu kondisi komplikasi yang diakibatkan oleh infeksi. Sepsis bisa menurunkan tekanan darah dan kerusakan organ.

Melakukan aborsi dengan alasan dan cara yang benar juga dilakukan untuk menghindari kerusakan rahim dan vagina. Aborsi yang tidak bersih bisa berakibat fatal. Salah satunya adalah menurunkan kemampuan pelaku untuk bisa mengandung kembali. Pelaku aborsi perlu melakukan konsultasi dengan dokter secara rutin untuk memastikan bahwa rahim benar-benar telah bersih sehingga bebas dari resiko pendarahan, infeksi dan kerusakan dinding rahim.

Terdapat banyak resiko yang mengintai pelaku aborsi. Apalagi jika aborsi dilakukan di tempat ‘ilegal’ dengan fasilitas yang tidak memadai atau dilakukan dengan cara tradisional. Kedua hal tersebut bisa meningkatkan resiko aborsi yang tidak bersih. Aborsi bukan sesuatu yang dibenarkan baik dari segi kesehatan maupun moral. Semoga sedikit tulisan ini menambah wawasan anda ya..