Penting! Bagaimana Pajak Apartemen yang Tidak Dihuni?

Bagi Anda yang ingin berbisnis jual beli atau sewa apartemen, ketentuan pajak apartemen yang tidak dihuni wajib dipahami. Dalam hal ini, pemerintah telah berupaya untuk membuat kebijakan demi menghindari ketimpangan penguasaan lahan. Hal ini perlu dilakukan untuk menciptakan peningkatan produktivitas tanah/lahan demi terciptanya program perekonomian berkeadilan.

Belakangan ini, banyak yang melakukan investasi apartemen dan berupaya menjual kembali atau menyewakan apartemen dengan harga lebih tinggi. Hal ini sebenarnya sah-sah saja dilakukan, tetapi ada beberapa pihak yang dirugikan karena tidak mendapatkan apartemen langsung dari developer. Pada akhirnya, mereka harus membeli atau menyewa dari investor dengan harga yang lebih mahal.

Pajak Apartemen Tidak Berpenghuni dan Lainnya

Pixabay.com

Membeli unit apartemen bisa menjadi aset yang sangat menguntungkan di masa depan. Namun, memiliki unit apartemen membutuhkan banyak biaya perawatan, juga harus membayar pajak apartemen yang tidak dihuni. Apartemen hunian dan apartemen investasi memiliki perhitungan yang berbeda sehingga Anda juga perlu mempertimbangkan hal ini sebelum berbisnis apartemen.

Apartemen itu sendiri merupakan hunian modern yang biasanya dihuni oleh kalangan mewah atau kelas atas sehingga pajaknya juga besar. Berbicara mengenai pajak apartemen, ada banyak sekali jenis pajak yang perlu diketahui.

  1. Pajak Apartemen Tidak Dihuni

Apartemen yang tidak laku atau tidak dihuni dalam jangka waktu lama akan dikenai pajak progresif. Hal ini sesuai dengan usulan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) atau Badan Pertanahan Nasional (BPN). Jadi, pelaku bisnis investasi properti juga perlu mempertimbangkan tentang pajak apartemen yang tidak dihuni. Jika tidak, mereka bisa mengalami kerugian saat berinvestasi pada unit apartemen.

  1. PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah)

Pajak Penjualan Barang Mewah atau PPnBM merupakan program pemerintah untuk menjalankan keseimbangan pembebanan pajak bagi yang berpenghasilan rendah-tinggi. Dengan begitu, konsumsi barang mewah bisa dikendalikan, termasuk jual beli apartemen atau apartemen second. Selain apartemen, rumah mewah, kondominium, dan town house juga dikenai pajak yang sama.

  1. Pajak Sewa Apartemen

Pemilik apartemen wajib membayar pajak apartemen yang tidak dihuni/ tidak laku. Jika sudah laku, mereka dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Selain itu, penghasilan dari kegiatan jual beli/sewa apartemen juga dikenai PPh (Pajak Penghasilan). Hal itu berlaku untuk persewaan tanah/bangunan seperti apartemen, rumah susun, rumah, tanah, dan lainnya dengan nilai 10% dari biaya sewa.

  1. Pajak dan Biaya lainnya

Selain itu, pemilik apartemen juga harus membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang akan diberitahukan melalui SPPT. Anda juga tidak boleh melupakan service charge yang jumlahnya berbeda-beda di setiap apartemen. Service charge atau sering disebut maintenance fee digunakan untuk perawatan, keamanan, dan perbaikan apartemen. Biasanya akan ditagih per bulan, tiga bulan, atau enam bulan.

Setelah mengetahui pajak apartemen yang tidak dihuni, pajak sewa, PPnBM dan pajak lainnya, apakah Anda masih tertarik berbisnis investasi apartemen? Bisnis yang satu ini memang banyak untungnya dan sedang menjadi tren sehingga banyak peminatnya. Namun, Anda juga perlu belajar banyak hal sebelum benar-benar terjun dalam investasi bisnis apartemen.

Bisnis Investasi Properti Apartemen atau Rumah?

Pixabay.com

Bukan hanya rumah dan tanah, Anda juga bisa berbisnis properti apartemen, kondominium, dan lain sebagainya. Rumah dan apartemen menjadi cukup populer di kalangan para pelaku bisnis atau investor. Masing-masing memiliki ketertarikan dalam bisnis baik properti rumah maupun apartemen. Berikut ini perbandingan antara bisnis investasi rumah dan apartemen dilihat dari berbagai faktor.

  • Faktor Harga

Harga beli rumah cenderung lebih mahal daripada apartemen karena ukuran rumah juga lebih besar. Bisnis investasi di apartemen membutuhkan modal yang lebih sedikit. Namun, harga jual atau harga sewa apartemen bisa lebih tinggi jika Anda bisa mengatur desain interior apartemen dengan baik.

Jangka waktu sewanya juga lebih pendek sehingga setelah masa sewa selesai, Anda bisa menawarkan apartemen kepada penyewa lain dengan harga yang lebih mahal.

  • Fasilitas

Dilihat dari segi fasilitas, apartemen jelas lebih unggul karena biasanya sudah dilengkapi dengan kolam renang, gym, minimarket, playground, dan lain-lain. Sedangkan investasi rumah yang dekat dengan fasilitas umum biasanya harga beli/sewa/jual cenderung sangat mahal.

  • Perawatan

Untuk masalah perawatan bangunan, investasi rumah akan membutuhkan waktu lebih dalam melakukan pengecekan kondisi rumah. Sedangkan pada apartemen biasanya sudah ada bagian maintenance yang mengecek dan melakukan perbaikan/perawatan. Namun, jika memiliki apartemen, Anda juga harus siap mengeluarkan biaya perawatan atau maintenance fee.

Nah, itulah penjelasan singkat tentang pajak apartemen yang tidak dihuni dan berbagai macam pajak lainnya. Meski demikian, berbisnis di bidang properti apartemen tetap manarik karena cukup menjanjikan dan modalnya pun lebih kecil dibandingkan investasi rumah.